Mahasiswa Filipna Kunjungi Pesantren Multazam

Bogor - Pesantren Terpadu Ekonomi Islam Multazam pada 10/9/2012 kedatangan tamu mahasiswa asal Filipina bernama Mush'ab Amiruddin. Kedatangan beliau dimanfaatkan oleh para santri Multazam untuk bercakap-cakap dengan dua bahasa: Arab dan inggris. Pasalnya, Mush'ab yang berasal dari pulau Mindanao ini tidak bisa bercakap-cakap dengan bahasa Indonesia atau Melayu.

Selain itu, Mush'ab yang sedang kuliah di Ma'had Aly An-Nuaimi Jakarta ini pula ikut mengisi pelajaran di pesantren Multazam. Di Ma'had Aly ini kuliah disampaikan dengan bahasa Arab, dia dan tiga teman senegaranya sedang menuntut ilmu di sana.

Sebelum meninggalkan pesantren, Mush'ab diberi kesempatan memberikan ceramah berbahasa Arab di hadapan para santri. Para santri dihimbau untuk bersyukur dapat menuntut ilmu agama di pesantren Multazam, karena ilmu agama Islam adalah ilmu dunia hingga akhirat. Beliau juga menceritakan kondisi kaum muslimin dii Filipina yang masih minoritas dan mendapat perlakuan diskriminasi dari pemerintah Filipina.

Santri Pesantren Multazam Raih Juara Pertama Lomba Pidato

Parung Panjang - Santri Pesantren Terpadu Ekonomi Islam kelas IX, Muhammad Fauzi Azhar, meraih juara pertama pada Lomba Pidato tingkat sub KKM (Kelompok Kerja Madrasah) yang diadakan di Parung Panjang - Bogor Jawa Barat.pada Sabtu 8/9/12

Azhar mengungguli peserta lainnya yang berasal dari Madrasah dari tiga kecamatan di Bogor Barat. Azhar begitu antusias mengikuti lomba tersebut hingga menunggu sampai diumumkannya para juara lomba tersebut.

Sedangkan Aris, santri kelas VII dari Pesantren Terpadu Ekonomi Multazam meraih Juara Ketiga Lomba Lari Cepat. Aris, dalam babak penyisihan meraih juara 1. Namun babak final dia hanya meraih urutan ketiga.

Sedangkan lomba kasidah, footsal, dan badminton, team dari Multazam harus menerima keunggulan tim lainnya.

KH. Muhammad Jamhuri pengasuh pesantren menyampaikan rasa terima kasih kepada para peserta, terutama yang telah meraih juara. Namun tim yang belum mendapat juara pun telah mendapat pengalaman dalam berlomba, sehingga dapat memperbaiki di masa yang akan datang.

Dialog Dengan Sekolah Alam "School of Universe"

Bogor - Pesantren Terpadu Ekonomi Islam Multazam mengadakan kunjungan ke Sekolah Alam School of Universe (SoU) Parung dalam rangka menggali model dan sistem sekolah tersebut. Kunjungan diadakan pada  Senin 27/8/12 dan disambut oleh bu Sri. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dari staff School of Universe mbak Anisa. Sedangkan direktur sekolah Pak Lendo belum bisa menerima karena kesibukannya yang sedang sedang rapat dengan wali murid

Namun, pada Ahad 2/9/12 direktur School of Universe melakukan kunjungan balasan ke Pesantren Terpadu Ekonomi Islam Multazam di Rumpin. Kedatangannya yang ditemani teman karibnya Badrul Ulum disambut oleh pengasuh pesantren Multazam KH. Muhammad Jamhuri.

Dalam dialog antara kedua pihak tersebut diambil beberapa kesimpulan:
1. Negera Indonesia masih minim melahirkan pada enteprenur, sehingga perlu format pendidikan yang dapat melahirkan para enterpreneur yang dibekali iman dan akhlak

2. Banyak sekolah bisnis dan universitas bisnis tidak melahirkan para pengusaha, mereka hanya melahirkan manajer. Hal itu disebabkan karena sistem pendidikan yang lebih konsentrasi kepada pendekatan teori dan kurangnya praktek.

3. Setelah dikaji, ternyata para enterpreneur lahir dari praktek, seperti halnya bangsa Cina, suku Padang, dan lebih dekat lagi ; pribadi Rasulullah saw. Mereka menjadi pengusaha karena sejak kecil sudah diajarkan praktek berbisnis.

4. Banyak pengusaha lahir tanpa bimbingan akhlak dan ilmu agama, sehingga mereka berbisnis tanpa mengindahkan aturan agama. Akhirnya bisnis mereka banyak merugikan masyarakat bahkan bangsa dan negara.

5. Rasulullah saw menginformasikan bahwa 90% rezeki Allah ada pada perniagaan. Porsi ini harus diambil banyak oleh umat Islam untuk menuju kejayaan umat.

Pertemuan itu akan dilanjutkan dengan pertemuan berikuitnya, termasuk diadakannya pelatihan dan kerjasama lainnya. Semoga pertemuan itu mendapat keberkahan.