|
Bersama 3 Hoca (Ustadz) dari Turki dan Sodiqin (alumni) |
Selasa 15 Agustus 2023 lalu, tiga Hoca (ustadz) dari Turki
menyambangi Pesantren TEI Multazam, mereka diantaranya murid generasi ketiga
dari Said Nursi, ulama terkenal di Turki yang pernah hidup di tiga zaman; zaman
kesultanan Ottoman, zaman Sekuler Kamal Attartuk dimana lafal adzan diubah
dengan bahasa Turki dan zaman Adnan Manderes dimana lafal Adzan dikembalikan
dalam bahasa Arab.
Said Nursi digelari Badiuzzaman (orang yang cemerlang di
zamannya) karena ia telah melewati tiga zaman dengan perjuangan mengembalikan
masyarakat Turki ke ajaran Islam dengan jalan damai. Dia pernah diajak
memberontak di masa
|
Bersama Para Santri Multazam |
Musthofa Kamal Attarturk tapi dia menolaknya. Jalan ilmu
pengetahuan, pemikiran sikap akhlah lah yang ia tempuh dalam perjuangannya.
Ia pernah berpesan kepada Adnan Manderes dengan tiga hal:
- Kembalikan adzan ke dalam
bahasa aslinya: Arab,
- Kembalikan Aya Sofia kepada
fungsi masjidnya,
- Terbitkan karya-karya
tullisnya.
Dari tiga permohonannya, baru satu yang dapat dilakukan
Adnan Manderes yang saat itu menjadi Perdanan Menteri Turki, dan ia keburu
dikudeta oleh Militer dan dihukum mati.
|
Menerima Karya-karya Said Nursi |
Kini dua cita-cita yang tertunda dapat terlaksana di masa
Presiden Recep Thoyib Erdhogan; Aya Sofia menjadi mesjid kembali dan buku-buku
nya mulai diterbitkan.
Nama Said Nursi banyak disebut dalam novel berjudul API
TAUHID karya Habiburrohman ElShiroji, yg juga penulis novel AYAT-AYAT CINTA 1
dan 2, KETIKA CINTA BERTASBIH (KCB), PUDARNYA PESONA CLEOPATRA dan lainnya…
Keterangan Foto:
Para Hoca (ustad) dari Turki menghadiahi buku-buku karya
Said Nursi ditemani Shodiqin alumni Pesantren TEI Multazam yang sedang kuliah
di Universitas Ikdir-Turki