“Tidak ada yang mengira jika Pesantren ini dapat berdiri setahun lalu.
Tidak ada yang mengira pula Pesantren ini berdiri di lokasi seperti ini.
Tidak ada yang mengira pula ada santri menuntut ilmu di sini”
Itulah kesimpulan ungkapan yang terlontar saat menyaksikan fenomena berdirinya Pesantren Terpadu Ekonomi Islam MULTAZAM yang berlokasi di Kampung Parigi Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Adalah Muhammad Jamhuri, saat mengisi pengajian di suatu majlis Ta’lim di kawasan Kota Tangerang, ditawari seorang jamaah yang berprofesi pengusaha menawarkan mengelola lembaga pendidikan di daerah Cilacap Jawa Tengah yang telah dibangunnya. Jamhuri pun kemudian bermusyawarah dengan keluarga untuk hijrah ke Cilacap mencoba mengabulkan permintaan pengusaha tersebut.
Akan tetapi hasil musyawarah keluarga menyepakati untuk mengelola tanah yang dimiliki almarhum H. Wasiul Kurni yang sejak dahulu mengamanahkan untuk dibuat pesantren atau lembaga pendidikan. Setelah disepakati, maka Hj. Nurhayati, isteri almarhum mencoba membangun majelis ta’lim dengan menggunakan dana seadanya serta dibantu dengan dana hasil pensiunan almarhum. “Biarlah tahun ini ibu membangun majelis ta’lim dahulu, nanti tahun-tahun yang akan datang kita mencoba membangun pesantren.” ujarnya
Di tengah-tengah membangun majelis ta’lim yang baru rampung 60%, tiba-tiba Jamhuri dihubungi oleh staf pegawai Bulan Sabit Merah Kedutaan Uni Emirat Arab. Saat telepon, staf itu bertanya, adakah lahan yang siap dibangun masjid, 1 lokal kelas dan 1 kios? Jamhuri pun langsung menyambut tawaran itu. Esoknya langsung mensurvey lokasi dan saat itu juga disetujui.
Maka diadakanlah acara peletakkan batu pertama pembangunan masjid dan gedung kelas pada bulan Maret 2010 yang dihadiri oleh Lurah, Ketua Paguyuban Warga dan masyarakat setempat. Dalam sambutannya, staf utusan Bulan Sabit Merah Uni Emirat Arab (UEA) menyampaikan pesan, bahwa pembangunan ini bersifat partisipatif, untuk pondasi dan konsumsi para tukang ditanggung yayasan atau masyarakat sedang lainnya akan ditanggung Bulan Sabit Merah.
Saat itu diperkirakan, pembangunan akan memakan waktu empat bulan, yang berarti akan selesai bulan Agustus 2010. Akan tetapi Allah mempunyai rencana lain, pembangunan dapat diselesaikan pada akhir bulan Juni 2010. Hal ini berarti mempercepat pembukaan pesantren. Sebab jika pembangunan rampung bulan Agustus maka pendaftaran santri baru akan dibuka tahun depannya. Akan tetapi Juli 2010 sudah dibuka pendaftaran santri baru karena pembangunan sudah rampung akhir Juni.
Dari fenomena ini ada hal yang keluar dari skenario atau rencana manusia semula. Yang pertama, pesantren baru akan dibuka tahun depannya yakni tahun 2011 karena baru majelis taklim yang baru akan dibuka, akan tetapi karena sudah ada bangunan lainnya maka tahun itu pula (2010) pesantren telah dibuka.
Yang kedua, semula pendaftaran santri baru pun akan dibuka tahun 2011, karena pembangunan akan rampung pada bulan Agustus 2010 yang berartti telah melewati masa penerimaan siswa baru yang jatuh pada bulan Juli. Akan tetapi justru gedung dapat diselesaikan pada akhir bulan Juni. “Biasanya kami menyelesaikan proyek seperti ini memakan waktu empat bulan pak, tapi ini bisa lebih cepat.” ujar mandor tukang yang bekerja membangun gedung pesantren. Pasalnya, mereka mendapat tugas lain untuk menyelesaikan proyek lain di Bandung, sehingga mereka harus lembur menyelesaikan proyek gedung pesantren di sini, sehingga dapat selesai sebelum waktunya “Ini semua karena skenario dan kehendak Allah” ujar Jamhuri saat berbincang dengan wali santri.
Selain itu, tidak sedikit wali santri dan masyarakat bertanya-tanya berdirinya pesantren di lokasi seperti ini. Saat penerimaan santri baru tahun lalu, kondisi jalan yang menuju pesantren begitu sulit dilalui dan diakses. Hal itu disebabkan adanya proyek galian tanah dan pasir yang terletak di sekitar pesantren. Namun toh masih saja tetap ada orangtua yang ingin menyekolahkan putera-puterinya di pesantren ini. “Ini merupakan anugerah dari Allah, anak santri merupakan titipan dari Allah, karena secara logika mereka harusnya tidak betah di sini, akan tetapi hingga sekarang jumlah santri malah bertambah.” sambung Jamhuri melanjutkan obrolannya dengan wali santri. **
Kini Pesantren Terpadu Ekonomi Islam Multazam semakin mantap menatap harapan yang cerah. Beberapa langkah pembenahan kini sudah dilakukan. Proses perizinan operasional sekolah sudah akan rampung. Untuk pendidikan Diniyah Takmiliyah Awaliyah, pesantren Multazam telah mengantongi SK Kemenag Agama Kabupaten Bogor tentang izin sekolah tersebut. Madrasah Diniyah Takmilyah Awaliyah adalah jelmaan dari TPA (Taman Pendidikan Al-Quran)
Sedangkan untuk Madrasah Tsanawiyah, baru-baru ini pesantren Multazam telah divisitasi sebanyak dua kali,. Pertama, kunjungan yang dilakukan oleh Mapenda Kabupaten Bogor pada bulan Oktober lalu, dan kedua kunjungan yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag Propinsi Jawa Barat pada pertengahan Desember ini. “Insya Allah, Januari 2012 SK izin madrasah tsanawiyah sudah keluar”. Ujar bu Deden salah satu anggota tim survey dari Kementrian Agama.
Selain pembenahan legalitas lembaga, pembenahan fisik pesantren pun mulai dilaksanakan. Tahun ini sudah dibangun tambahan satu unit kelas dan pintu gerbang dan pagar pesantren. Jika telah rampung proyek pemagaran, maka akan dilanjutkan dengan pembangunan asrama santri. Hal ini untuk mengantisipasi bertambahnya santri pada tahun ajaran baru nanti.**