Pesantren TEI Multazam Kenalkan Suasana Pesantren Kepada Santri Baru Dengan Nobar Film "Negeri 5 Menara"

Suasana Nobar film "Negeri 5 Menara" di Multazam
Bogor - Pesantren Tahfizh dan Ekonomi Islam (PTEI) Multazam mengenalkan suasana kehidupan pesantren kepada para santri barunya melalui nonton barang (nobar) film "Negeri 5 Menara" Ahad malam 18/7/2021. 

Penayangan film ini dilaksanakan di dua kampus yang ada sesuai tempat santri baru. Santri baru putra di kampus 1 dan santri baru putri di kampus 2.

Film "Negeri 5 Menara" karya A. Fuadi ini menggambarkan suasana kehidupan pesantren pada umumnya. Mulai saat masuk pesantren, kehidupan suka duka di dalam pesantren, hingga  lulus menjadi alumni pesantren. Bahkan menggambarkan pula saat para santri itu sukses di masyarakat. Hal ini sesuai dengan kondisi santri baru yang baru akan mengenal kehidupan pesantren yang akan dijalaninya.

Isi film "Negeri 5 Menara" sendiri mengisahkan Ali Fikri alias Alif yang baru lulus dari sekolah dasar dan bercita-cita akan masuk ITB jika kuliah nanti. Namun, orang tuanya menginginkan agar Alif masuk sekolah agama atau pesantren. Meski pada awalnya Alif berontak,  namun akhirnya ia mengikuti keinginan orang tua. Setelah menjual satu-satunya kerbau yang biasa digunakan untuk menggarap sawah keluarganya, ayahnya rela menjualnya untuk membiayai keberangkatan Alif ke pesantren Gontor (dalam film : Madani).

Kemudian, film pun mengisahkan kehidupan pertama Alif di pesantren. Hal yang sangat membuat dia heran pertama masuk kelas dengan mata pelajaran mahfuzhot adalah sang guru yang masuk dengan membawa serangkai pedang dan bambu. Para santri dan Alif di kelas itu keheranan. Tiba-tiba sang ustdaz yang bernama Salman itu mematahkan sebatang bambu dengan pedangnya itu. Namun bambu itu tidak patah. Lalu berkali-kali ia bacok dengan pedang itu. Dan bambu pun patah. Lalu ia berkata di hadapan santri-santri, "Man Jadda Wajada". Siapa yang bersungguh-sungguh ia akan dapat. Lalu satu -dua anak mengikutinya, Man Jadda Wajada, dan akhirnya semua santri termasuk Alif pun ikut mengucapkannya dan menghafalnya. Itulah cara guru menanamkan sikap optimisnya kepada para santri. Alif pun merasa terisnpirasi bersemangat.

Setelah masuk kelas aliyah, Alif pun mengikuti ekskul jurnalistik. Dengan ekskul itu ia bisa menemui dan mewancarai kyainya. Dan ternyata bakat itulah yang mengantarkannya menjadi insan pers internasional, hingga dapat pergi ke luar negeri mewancarai para tokoh dunia.

Ada 4 teman dekat alif. Mereka semua berjanji saat masih di pondok, untuk berfoto di menara manapun mereka bertemu di dunia. Ternyata setelah tamat dari pondok dan terjun di masyarakat, hidup mereka sukses. Ada yang berfose dengan latar belakang menara Pisa, menara Eifel, menara Masjidil Haram, menara Al-Azhar dan masjid menara Mesjid Amr bin Ash dan menara Monas. Janji mereka terpenuhi dengan sukses masing-masing.

Film ini merupakan kisah nyata dari salah seorang santri dan alumni Pesantren Gontor bernama A. Fuadi yang kisah inspiratifnya menggugah salah satu stasiun TV mengundangnya dalam sebuah acara, dan acara itupun ditayangkan dalam sebuah acara bersama
Kick Andy.