Catatan Rihlah
|
Bersama santri Kuttab Syaikh Abdul Wahid di Maroko |
Senin, 13 Nopember 2023 bakda Ashar, kami meluncur dari Casablanca mengunjungi Kuttab (semacam pesantren Tahfizh Quran) yang dipimpin oleh Syaikh Abdul Wahid yang berada di desa Rhall ujung kota Casblanca.. Saat tiba di sana, kami disambut oleh para santrinya karena sang guru mereka masih dalam perlanan menuju Kuttabnya, "Insya Allah ana ajii ba'da isyrin daqiqoh" Katanya dalam bahasa Arab melalui seluler.(insya Allah saya akan tiba dua menit lagi).
|
Metode Tahfizh dengan Lauhah di Maroko |
Setelah saling berkenalan, dan disuguhkan jamuan makanan ringan berupa roti, madu, zaitun, kacang-kacangan dan teh hangat, sang Syaikh menjelaskan tentang metode yang diterapkan di Kuttab-Kuttab yang ada di Maroko secara umum. Metode pembelajaranya adalah santri menulis ayat yang akan dihafal pada suatu "lauhah" papan, setelah ditulis, santri membacakannya di hadapan sang guru, kemudian sang guru meluruskan hal-hal yang salah dari bacaannya. Kemudian sang guru pun memperbaiki tulisan yang ditulis santri jika ada kesalahan. Setelah itu santri menghafalnya dan menyetorkan hafalannya di hadapan sang guru. Kemudian guru kembali memperbaiki hafalan murid jika terdapat kesalahannya. Kemudian sang murid diperintahkan kembali menulis ulang ayat yang telah dihafalnya di Luahah, lalu jika terdapat kesalahan maka akan diluruskannya. Demikian seterusnya jika murid akan menambah hafalan ayat quran berikutnya. "Metode ini menguatkan hafalan anak-anak santri kami, bahkan mereka dapat memvisualisasikan antara bacaannya dan huruf-huruf al-Quran yang telah ditulisnya sendiri di Lauhah." Jelas Syaikh Abdul Wahid
|
Jamuan menu khas Maroko "Kush-kush" |
Selanjutnya kami diajak melihat-lihat kegiatan santri-santrinya dalam menghafal al-Quran serta ikut melaksanakan shalat maghrib berjamaah dan dilanjutkan dengan tadarusan. Budaya tadarusan adalah hal yang menjadi kebiasaan atau tradisi warga Maroko,baik dalam Kuttab maupun di luar Kuttab, terutama setiap bakda shalat maghrib dan subuh. Biasanya tadarusan itu sampai rubu' (seperempat juz), sehingga dalam sebulan mencapai khatam al-Quran.
Sebelum pamitan, kami masih disuguhi makam malam dengan menu khas Maroko berupa kush-kush yang terbuat dari gandum dan jagung