|
Para Wisudawan Angkatan 9 |
Bogor - "Penddikan anak bergantung kepada orang tua". Demikian kesimpulan dari orasi pendidikan yang disampaikan DR. KH. Musyfiq Amrullah, Lc.MA pada acara Haflatul Wada' dan Wisuda Santri Aliyah Kelas 12 Pesantren Tahfizh dan Ekonomi Islam Multazam Rumpin- Bogor, Ahad 12 Mei 2024.
Beliau juga menambahkan bahwa anak itu seperti bangunan, jika bangunan ingin kuat dan bagus, maka memerlukan bahan yang kuat dan bagus. Demikian juga dengan anak, ia akan kuat mental, spritual dan fisiknya, jika diberi bekal yang terbaiknya juga. Terutama bekal pendidikan yang baik. "Oleh sebab itu, kata 'anak' dalam bahasa arab adalah 'ibnu' dan jamaknya adalah 'abnaa', selaras dengan kata 'bina' yang artinya bangunan." Ungkap Kyai yang juga pengasuh pesantren At-Tawazun Subang itu
|
Para wisudawati Angkatan 9 |
Beliau menambahkan pula bahwa, di dalam al-Quran ada kisah, tentang bagaimana seorang anak bernama Ismail as yang begitu siap menjalankan perintah orang tuanya dengan penuh ketaatan, sekalipun dia harus mati (disembelih). Mental dan sikap seperti itu tidak mungkin terjadi melainkan jika sang ibu telah memahami betul sifat dan sikap suaminya sebagai serorang Nabi, Kemudian sang ibu Siti Hajar dapat mentransfer pesan-pesan ayahnya kepada anaknya dengan baik dengan pendidikan yang ditanamkan pada putranya : Ismail, sehingga saat mendapat perintah, sang anak siap mentaati perintah tanpa ragu sedikitpun . "Jaman sekarang, tidak sedikit anak-anak yang tidak mentaati nasehat orang tua, apalagi berani mengorbankan dirinya, meski dalam bentuk lain" Tambah Kyai Musyfiq yang pernah kuliah di Universitas Islam Madinah ini.
"Salah satu wadah pendidikan anak-anak yang masih eksis dan terbukti melahirkan anak-anak sholeh adalah pesantren. Bahkan pesantren kini dengan inovasinya sudah berkembang pesat dan menjadi lembaga yang diminati oleh berbagai kalangan, termasuk instansi-instansi dan perguruan tinggi kini sangat berharap santri-santri bisa memasuki berbagai profesi, seperti polisi, tentara, dokter dan pengusaha" Ujar Kyai Musyfiq dengan semangatnya yang disambut tepuk tangan para santri dan hadirin yang hadir.
Sementara itu Pengasuh Pesantren TEI Multazam KH. Muhammad Jamhuri memberi pesan kepada para wisudawan/wisudawati untuk menjadi seperti ikan hidup, "Jadilah kalian seperti ikan hidup, walau hidup di tengah air laut asin, namun dia tetap tawar. Artinya, jagalah iman dan kebiasaan baikmu selama di pondok. Meskipun di luar sana kalian hidup dengan suasana yang berbeda dengan di pondok, namun iman dan kebiasaan baik di pondok tetap kamu jaga dan lakukan, dan tidak terbawa arus negatif." Ujarnya.
Pada bagian lain beliau juga menegaskan, bahwa ijazah sebenarnya bukanlah secarik kertas yang kau terima dan bawa, akan tetapi akhlak, ilmu dan etos kerja itulah sebenar-benar ijazah. "Insya Allah, ijazah yang inilah yang membuatmu diterima dimanapun kau berada, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, bahkan di seluruh dunia hingga akhirat." Tambah Jamhuri bersemangat
Acara Wisuda Santri Kelas 12 Angkatan 9 Pesantren TEI Multazam ini dihadiri pula oleh Ketua Yayasan Multazam Bani HWK, H. Ahmad Fuady Lc, yang juga anggota DPRD Propinsi Banten dan tamu dari Tunisia Sayid Amine Rochidi.
Para wisudawan dan wisudawati tahun ini berjumlah 91 orang, diantara mereka ada yang ditugaskan melanjutkan kuliah di dalam dan luar negeri, mengabdi di Pesantren Multazam, serta mengabdi di lembaga dan pesantren lainnya, seperti di Cilacap, Tangerang, Depok dan Cianjur serta 7 santri dikirim untuk mengikuti PKL di Malaysia .