Dalam penyampaiannya, Mrs. Eise lebih menekankan keberanian dalam bercakap-cakap dengan bahasa Inggris. Beliau menganologikan belajar bahasa Inggris sama dengan belajar bersepada. "To try riding bicycle, did you read a book before?" tanyanya kepada santri yang dijawab serentak "No...!" "Nah, demikian juga halnya kalau kalian ingin lancar bahasa Inggris, maka jangan takut salah, yang terpenting terus mencoba dan mencoba" tambahnya dalam bahasa Inggris.
Menurutnya, belajar bahasa Inggris itu memiliki tiga tahap: pertama, vocabularies, yakni menghafal sebanyak mungkin kosa kata bahasa Inggris, baik yang dilihat di reklame di jalan-jalan, TV, maupun buku. Setiap hari hendaknya harus ada tambahan kosa kata yang dimiliki. Kedua, Grammar, setelah mempraktekkan kosa kata yang telah dikuasai, maka agar susunan kata-kata semakin baik hendaknya kita belajar grammar. Ketiga, Pronuncation, yakni dengan banyak mendengar percakapan orang yang asli berbahasa Inggris agar kita terbiasa mendengar bahasa Inggris. Selain itu kita melatih diri mengucapkannya seperti mereka, baik sambil berkaca di depan cermin seakan cerminadalah teman bicara, maupun dengan bernyanyi dengan bahasa Inggris.
Para santri antusias mengikuti pelatihan bahasa Inggris tersebut, terlebih saat Mrs Eise dan Mr.Teking memberikan game-game berbahasa Inggris, seperti tebak kata, dan tebak cerita.