|
menyerahkan donasi untuk Palestina |
Bogor - Sekretaris Jendral Rabithah Ulama Palestina (semacam MUI), Syeikh DR. Ali Muhammad Muqbil berkunjung ke Pesantren Terpadu Ekonomi Islam Multazam pada Sabtu, 7 Nopember 2015. Kedatangannya disambut hangat oleh Pengasuh PTEI Multazam KH. Muhammad Jamhuri.
Dalam kesempatan kunjungan beliau bersama rombongan KNRP (Komite Nasional Rakyat Palestina) Banten, memberikan kuliah tentang wawasan dunia Islam, terutama tentang kondisi terakhir bangsa Palestina. Menurutnya, bangsa Palestina terus mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi penjajah Israel, baik secara rohani maupun fisik. Secara rohani, para pejuang selalu menegakkan sholat serta rajin mengahafal quran, bahkan mayoritas pejuang adalah sudah hafal quran 30 juz. Secara fisik, kemampuan rudal Palestina dapat menjangkau ibu kota Israel Tel Aviv sejauh 80 km.
Pada bagian lain beliau menyampaikan bahwa nasib Masjid Al-Aqsha kini diserbu oleh tentara Israel. Bangsa Palestina berjuang mempertahankan dengan kemampuan yang ada, bahkan kaum wanita saat ini menjadi garda terdepan dalam mempertahankan Masjid al-Aqsha.
"Al-Aqsha adalah tanah wakaf umat Islam, dia adalah qiblat pertama umat Islam, bumi Isra Mi'raj Nabi Muhammad saw, dan salah satu masjid dari tiga masjid yang dianjurkan untuk melakukan perjalanan berkunjung kepadanya." ujarnya yang disampaikan dengan bahasa Arab dan diterjemahkan secara faury (langsung) oleh Ust. Andri dari KNRP.
Acara juga dimeriahkan oleh tim nasyid Multazam dengan lagu-lagu perjuangan Palestina, bahkan Syeikh request lagu berjudul "Al-Quds". Sedangkan pembawa acara adalah duet santri Multazam, yakni Fauzi Azhar dan Muhamad Humam menggunakan bahasa Arab.
|
Tim Nasyid Multazam ikut memeriahkan acara |
Dalam kesempatan itu, panitia berhasil mengimpulkan donasi untuk Palestina sebesar Rp 11 juta. Hal itu dipacu oleh keterangan hadist Nabi saw yang bersabda, "Bagi yang mampu shalat di Al-Aqsha, maka shalatlah ia disana, bagi yang tidak mampu, maka berikanlah lampu untuknya (menyumbang harta) maka ia mendapat pahala seperti shalat disana (Masjidil Aqsha" (al-Hadits) "Hadist ini seakan memprediksi bahwa ada masa dimana kaum muslimin sulit berkunjung ke Masjidil Aqsha, namun dapat melaksanakan "shalat" melalui donasi". Ujar syeikh menerangkan hadist tersebut