|
Santri PTEI-Multazam di tengah-tengah peserta Aksi Bela Islam |
Jakarta -Beberapa santri Pesantren Terpadu Ekonomi Islam Multazam ikut serta dalam Aksi Bela Islam yang diikuti oleh para ulama dan kaum Muslimin seluruh Indonesia di Jakarta pada Jumat 4 Nopember 2016 yang lalu.
Para santri yang ikut serta tersebut adalah dari kalangan santri kelas 12 yang sudah dianggap dewasa dan mengerti perkembangan berita dan politik yang ada.
|
Santri Multazam berfose di sekitar Monas, Jakarta |
Rombongan yang dipimpin oleh pengasuh pesantren bertolak dari pesantren pukul 10.30 Dan sebelum berangkat ke lokasi Aksi, Pengasuh pesantren KH. Muhammad Jamhuri terlebih dahulu menyampaikan khutbah Jum'at di Masjid An-Nabawi Perum Banjar Wijaya Tangerang. Dalam khutbahnya beliau menyampaikan tentang keagungan al-Quran dan jaminan penjagaan Allah terhadap al-Quran. Beliau menyampaikan bahwa kata "nahnu" (kami) yang digunakan pada surat al-Hijr: 9 (
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ ) dan bukan dhomir "ana" (saya), karena proses penjagaan dan pemliharaan al-Quran, Allah swt melibatkan hamba-hambaNya dari pemalsuan dan penistaan. Oleh sebab itu, mengapa jutaan umat Islam di Jakarta hari ini datang terpanggil melakukan Aksi Bela Al-Quran? Karena Allah swt lah yang menggerakkan hati-hati mereka untuk menjaga kemuliaan al-Quran dari sang Penista al-Quran." Demikian KH. Muhammad Jamhuri dalam khutbahnya sebelum berangkat ke lokasi Aksi di Jakarta. Usai khutbah Jum'at nampak jamaah di teras masjid bersemangat membahas isi khutbah Jum'at. Bahkan ada salah satu Jamaah yang bertongkat yang berujar, "Pak ustadz, kalau saya bisa jalan tanpa tongkat, pasti saya sudah berangkat berjihad."
Selesai menyampaikan khutbah, pengasuh pesantren dan santri langsung menuju stasiun Tangerang, disana rombongan menuju lokasi Aksi dengan menggunakan kereta api. Dalam kereta api banyak elemen masyarakat lain yang juga akan menuju lokasi Aksi Bela Islam. Mereka ada yang berpakaian koko, jubah dan berpeci atau bersorban.
Di lokasi Aksi, nampak masyarakat menyemuti kawasan masjid Istiqlal dan Istana Negara. Beberapa elemen masyarakat yang tidak dapat mendekat panggung utama di sekitar Istana, mengadakan orasi-orasi, yel-yel dan nasyid-nasyid serta sholawat.
Rombongan Pesantren Multazam meninggalkan lokasi aksi pada pukul 17.00 dan keramaian dan antrian yang padat nampak di stasiun Juanda Jakarta, mereka berjubel antri yang akan pulang menuju rumah masing-masing. Rombongan santri Multazam tiba di Pesantren pukul 21.30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar