Penulis Novel 'Ayat-ayat Cinta' dan 'Api Tauhid' Hadir di Pesantren TEI Multazam

Berfose dengan Penulis dan Hoca Hasbi (Turki)
Bogor - Penulis novel-novel Islami penggugah jiwa Ustadz Habiburroham El-Shirozy hadir di Pesantren Tahfizh dan Ekonomi Islam MULTAZAM dalam acara Bedah Buku "Api Tauhid" pada Ahad, 25 Nopember 2024 lalu.

Bersama koleganya, Hoca (ustaz) Habi Sen dari Turki, beliau membedah novel 'Api Tauhid' yang telah dicetak ulang sebanyak 20 kali itu. Hoca Hasbi adalah warga Turki yang ikut berperan dalam penyusunan novel tersebut, terutama saat mengantar penulis dalam napak tilas ke tempat-tempat yang pernah menjadi saksi sejarah perjuangan tokoh ulama Turki Badiuzzaman Said Nursi yang banyak diceritakan dalam novel Api Tauhid tersebut.

Dihadiri 850 santri dan undangan
Dalam kesempatan Bedah Buku itu, Habiburrrohman El-Shirozy mengajak kepada para santri Multazam untuk membiasakan banyak membaca dan menulis. "Karena banyak sejarah besar lahir dan dimulai dari tulisan. Bukankah kemerdekaan  bangsa Indonesia ditulis dan diumumkan oleh Presiden Soelarno?" ungkapnya.

"Selain itu, menurutnya dengan menulis, nama kita akan lebih panjang dari usia kita. Sebut saja seperti Imam Bukhori dan Imam Nawawi yang menulis kitab-kitabnya yang masih digunakan hingga saat ini, banyak disebut orang Qola al-Nawawi (berkata Imam Nawawi) atau rowahul Bukhori (diriwayatkan Imam Bukhori). Nama mereka masih disebut meskipun orangnya sudah wafat". Tambahnya

Habiburrohman El-Shirozy juga mengungkapkan rahasia penulisan bukunya yang mengandung sejarah tersebut agar tidak bosan dibacanya, maka disampaikan melalui bentuk novel dengan kisah percintaan orang di zaman sekarang, namun membawa pembaca mengenang sejarah ulama dan pejuang Turki yang bernama Badiuzzaman Said Nursi.

Ketika ditanya, apakah gambar sampul dalam buku Api Tauhid itu adalah wajah asli Said Nursi? Beliau dan Hoca Hasbi sama menjawab, bahwa ya, itu wajah yang medekati wajah sebenarnya Said Nursi, dan gambar itu diambil dari salah satu foto yang diambil oleh wartawan pada masa itu. Jarangnya ditemukan foto beliau karena beliau temasuk orang yang tidak suka difoto atau memfoto diri. Sehingga jarang ditemukan foto atau gambar beliau.

Hadir dalam acara itu penulis buku dan novel asal Tulung Agung Gus Yudi, "Saya rindu sudah lama tidak bertemu dengan Ustdaz Habibirrohman  El-Shurizy". Ungkapnya alasan beliau hadir. Hadir pula para santri dan guru undangan dari pesantren dan sekolah/madrasah.

Selain itu hadir pula Penerbit Republika, penerbit nove-novel karya Ustadz Habiburrohman El-Shirozy, seperti Ayat-Ayat Cinta 1dan 2, Ketika Cinta Bertasbih, Suluh Rindu, Api Tauhid, Pudarnya Pesona Cleopatra dan lain-lain.

Juga Penerbit Risalah Nur Press yang banyak menerbitkan karya-karya Badiuzzaman Said Nursi dalam berbagai bahasa ikut hadir dalam acara tersebut.

Tentang Penulis Habiburrahman El-Shirazy

Menurut Wikipedia, Habiburrahman El Shirazy, (lahir 30 September 1976), adalah novelis Indonesia. Selain novelis, sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini juga dikenal sebagai sutradara, dai, penyair, sastrawan, pimpinan pesantren, dan penceramah. Selain di Indonesia, karya-karya Habiburrahman sudah dikenal di mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Taiwan, Australia, dan Amerika Serikat. Di antara karya-karyanya yang telah beredar di pasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2008), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) Dalam Mihrab Cinta (2007), Gadis Kota Jerash (2009), Bumi Cinta, (2010) dan The Romance. Kini ia sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, Bulan Madu di Yerussalem, Bumi Cinta, Api Tauhid, dan Ayat-Ayat Cinta 2 yang sedang dimuat bersambung di Harian Republika.

Habiburrahman memulai pendidikan menengah di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995[1]. Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies di Kairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri.

Ketika menempuh studi di Kairo, Mesir, Habiburrahman pernah memimpin kelompok kajian MISYKATI (Majelis Intensif Yurisprudensi dan Kajian Pengetahuan Islam) di Kairo (1996-1997). Pernah terpilih menjadi duta Indonesia untuk mengikuti "Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua" yang diadakan oleh WAMY (The World Assembly of Moslem Youth) selama sepuluh hari di kota Ismailia, Mesir (Juli 1996). Dalam perkemahan itu, ia berkesempatan memberikan orasi berjudul Tahqiqul Amni Was Salam Fil ‘Alam Bil Islam (Realisasi Keamanan dan Perdamaian di Dunia dengan Islam). Orasi tersebut terpilih sebagai orasi terbaik kedua dari semua orasi yang disampaikan peserta perkemahan tersebut. Ia pernah aktif di Majelis Sinergi Kalam (Masika) ICMI Orsat Kairo (1998-2000). Pernah menjadi koordinator Islam ICMI Orsat Kairo selama dua periode (1998-2000 dan 2000-2002). Ia pernah dipercaya untuk duduk dalam Dewan Asaatidz Pesantren Virtual Nahdhatul Ulama yang berpusat di Kairo dan sempat memprakarsai berdirinya Forum Lingkar Pena (FLP) serta Komunitas Sastra Indonesia (KSI) di Kairo.

22 komentar:

  1. Acara ini sangat membuka wawasan baru.

    BalasHapus
  2. Diskusi yang dihadirkan sangat mendalam dan berbobot

    BalasHapus
  3. Pemilihan buku untuk dibedah sangat relevan dan inspiratif

    BalasHapus
  4. Terima kasih kepada pemateri yang telah memberikan perspektif luar biasa

    BalasHapus
  5. Acara ini membantu memahami isi buku dengan lebih baik

    BalasHapus
  6. Terima kasih kepada panitia yang telah menyelenggarakan acara ini dengan baik

    BalasHapus
  7. Aku jadi semakin tertarik untuk membaca buku ini

    BalasHapus
  8. Kegiatan ini sangat edukatif dan bermanfaat.

    BalasHapus
  9. Analisis yang disampaikan sangat memperkaya pemahaman kami

    BalasHapus
  10. Bedah buku ini membuat pembaca lebih menghargai nilai-nilai dalam buku

    BalasHapus
  11. Moderatornya sangat pandai mengarahkan diskusi.

    BalasHapus
  12. Penulis buku benar-benar memberikan inspirasi mendalam melalui pembahasannya

    BalasHapus
  13. Acara ini menghidupkan semangat literasi di masyarakat

    BalasHapus
  14. Pembahasan ini memperlihatkan detail buku yang mungkin terlewat saat membaca.

    BalasHapus
  15. Aku jadi semakin tertarik untuk membaca karya-karya lain dari penulis ini.

    BalasHapus
  16. Pembahasannya sangat menyentuh sisi personal dan intelektual.

    BalasHapus
  17. Terima kasih kepada pembahas yang telah menjelaskan isi buku dengan gamblang.

    BalasHapus
  18. Acara ini memberikan sudut pandang baru yang menarik

    BalasHapus
  19. Acara ini memperlihatkan bagaimana buku bisa menjadi inspirasi kehidupan.

    BalasHapus
  20. penulis/pemateri, mempertajam arti bahwa dengan menulis yang menghasilkan tulisan (buku), sebagai pemanjang umur dan manfaat hidup dan kehidupan yang kita dapatkan dari Allah Swt

    BalasHapus