|
Bersama para santri pertama PP. Al-Anshor Cilacap
|
Bogor - Pondok Pesantren Al-Anshor yang beralamat di Desa Ciheuleut Limbangan Majenang Cilacap - Jawa Tengah, kini memiliki dan mendidik santri perdananya berjumlah 23 orang. "Kini alhamdulillah, kami memiliki 23 santri putra dan putri." Demikian disampaikan oleh H. Suyatno, Ketua Yayasan Al-Anshor dalam sambutannya pada acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw di Pesantren Al-Anshor Cilacap, kemarin 30/10/2021.
Yayasan Al-Anshor sejak kelahirannya pada tahun 2010 ingin bermitra dengan Muhammad Jamhuri. Namun saat itu belum terealisasi, karena tahun itu bersamaan dengan mulai dirintisnya Pesantren TEI Multazam. Sehingga yayasan Al-Anshor itu hanya mampu membuka pengajian tingkat anak-anak/Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Lalu setelah 10 tahun kemudian, Bapak H, Suyatno kembali meminta bantuan pengelolaan pesantren kepada Muhammad Jamhuri yang kini menjadi Pengasuh Pesantren TEI Multazam. Kemudian beliau pun mengutus para santri alumninya ke pesantren Al-Anshor di Cilacap, sehingga kini untuk pertama kalinya Pesantren Al-Anshor memiliki dan mendidik Santri Perdananya sebanyak 23 santri putra-putri. Para santri tersebut datang dari kampung lokasi pesantren serta kampung-kampung sekitarnya. Bahkan ada satu santri yang berasal dari Tangerang-Banten.
Saat ini terdapat 5 (lima) santri Alumni Multazam yang ditugaskan di Pesantrenn Al-Anshor tersebut, mereka adalah: Hlimi Faris (Angkatan 5), Arya dan Arlan (angkatan 6), Icha Aulia Ningtyas (angkatan 5) dan Aulia (angkatan 6). Sebelumnya diutus pula 3 (tiga) alumni sebagai perintis pertama, yaitu Niam Masykur dan Anwar (angkatan 5) serta Maulana (angkatan 3).
"Insya Allah kualitas pendidikan di pesantren Al-Anshor sini akan setara dengan pesantren TEI Multazam, karena kurikulum dan sistemnya diambil dari Pesantren TEI Multazam, demikian juga para guru yang mengajarnya berasal dari alumni Multazam." Tutur KH, Muhammad Jamhuri di sela-sela menyampaikan ceramah Maulidnya pada acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw tersebut.
Beliau menambahkan, "Kalau dibanding sekolah di luar, maka memondokkan anak di pesantren itu lebih banyak nilai plusnya, karena anak dididik selama 24 jam, baik sekolah, mengaji , ibadah maupun life skill-nya. Bahkan dilihat dari segi biaya pun, nyantri di pesantren lebih murah dibanding di luar. Bayankan, jika disini bayaran hanya sekitar 400-500 ribu rupiah perbulan tapi lengkap dengan makan tiga kali sehari dan sudah dengan biaya sekolah dan ngaji. Maka itu sudah sangat ringan. Jika dibanding makan di warteg saja harga termurah Rp.10.000, jika tiga kali sehari maka 10.000 x 3 x 30 hari (bulan) maka sudah 900.000, belum lagi biaya spp dan transportasi angkot/ojeknya?" Ujar Jamhuri disambut senyum para hadirin.
Dalam ceramah hikmah Maulid, KH, Muhammad Jamhuri juga menyampaikan bahwa salah satu kiat agar dapat mencintai dan dicintai Rasulullah saw, adalah dengan mengenalkan Nabi saw, keluarganya serta sahabat-sehabatnya. Salah satunya adalah mengenalkan mereka kepada anak-anak kita. "Tak Kenal Maka Tak Sayang". Sayangnya, -menurut Jamhuri- anak-anak kita lebih kenal tokoh Ipin-Upin dari pada Hasan-Husein. Mereka lebih mengenal para hero Supermen, Spiderman dari pada hero Kholid bin Walid atau Umar bin Khattab. "Maka pesantren adalah tempat yang baik untuk mengenalkan anak-anak kita pada Nabi dan tokoh-tokoh pejuangnya". Tambahnya lagi.
Usai acara peringatan Maulid, Pengasuh Pesantren TEI Multazam pun beramah tamah dengan ketua Yayasan Al-Anshor, masyarakat dan para santri alumni yang bertugas pengabdian di Pesantren Al-Anshor.