Tangerang - Para Peserta Quranic Camp Gelombang Kedua Pesantren TEI Multazam telah diberangkatkan kemarin Selasa 21 Pebruari 2023 menuju lokasi Camp di Pesantren Nurul Ihsan, Kresek Kabupaten Tangerang. Para peserta Quranic Camp ini merupakan para santri putra reguler dari kelas 10 A Putra Jurusan IPA.Peserta Quranic Camp Gelombang 1 dan 2
Para peserta kali ini menggantikan peserta sebelumnya yang telah melaksanakan Quranic Camp selama 30 hari. Para peserta lalu merupakan para santri peserta Program Takhassuh Tahfizh Quran (PTTQ) dan sebagian peserta telah mengkhatamkan hafalan al-Qurannya selama Quranic Camp berlangsung.
Sehari sebelum meninggalkan lokasi Quranic Camp, para peserta gelombang pertama diajak pimpinan Pesantren Nurul Ihsan; KH. Saefudin berziarah ke Banten dan ke petilasan kediaman ulama Nusantara bernama Syeikh Nawawi di Kronjo Banten, ulama asal Banten yang pernah mengajar di Masjidil Haram dan wafat di Makkah al-Mukarramah.
Sebelumnya, mereka juga diajak berwisata ke pantai Pulau Cangkir yang tidak jauh dari lokasi pesantren. Bahkan perjalanan dari pesantren ke lokasi pantai Pulau Cangkir dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Selain kegiatan menghafal dan berwisata, para santri peserta Quranic Camp juga diberi tugas sebagai panitia Peringatan Isra Mi'raj yang diadakan pada tanggal 18 Pebruari 2023 lalu di lokasi Pesantren Nurul Ihsan. "Alhamddulillah, sejak ada santri-santri Multazam yang ikut Quranic Camp di sini, masjid dan pesantren menjadi terlihat ramai dan meriah." Ujar KH. Saefudin.
Sedangkan peserta Quranic Camp gelombang kedua yang diberangkatkan kemarin berjumlah sama dengan peserta gelombang pertama, yakni sebanyak 29 santri dan diampingi 2 (dua) guru pendamping, yaini ust. Ibnu Ruslan dan Ust. Mukhlis. Sedangkan pada peserta gelombang pertama ditemani guru bernama Ust. Hamam Zhafron dan Ust. Ibnu Ruslan.
Rencananya para peserta Quranic Camp gelombang kedua pun akan tinggal di sana selama sebulan, sehingga menjelang Ramadhan mereka akan kembali ke Pesantren TEI Multazam. Meskipun pihak pesantren Nurul Ihsan menghendaki diperpanjang hingga bulan suci Ramadhan. "Sebenarnya, warga kampung disini pun senang adanya santri disini, bahkan mereka meminta saya agar mereka tetap ada selama ramadhan, karena akan semakin memakmurkan masjid." Pinta Nyai Hj. Munawaroh, isteri sang Kyai menceritakan permohonan warga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar