Peringatan Isra Mi'raj di Pesantren Multazam; Oleh-oleh Istimewa yang Dibawa Nabi saw Harus Dijaga.

Ust.Abah Suryantara bersama pengasuh pesantren dan panitia
Bogor - Pesantren Tahfizh dan Ekonomi (PTEI) Multazam mengadakan acara Peringatan Isra Mi'raj di komplek pesantren pada hari ahad, 19 Pebruari 2023 kemarin. Hadir dalam acara tersebut presenter dan inovator ust. Abah Suryantara, kepala desa Sukamulya beserta perangkatnya dari Jaro, Ketua RT hingga Ketua Pemuda Karang Taruna, wali santri dan masyarakat umum.

Dalam uraiannya, ust Abah Suryantara menyampaikan bahwa pentingnya meningkatkan kualitas sholat kita, sebagaimana tingkatan spritual yang dialami Rasulullah saw dalam perjalanan Isra Mi'raj, dari tingkatan langit pertama hingga  langit yang ke tujuh. Di langit ke tujuh, dimana beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim as, mendapat pesan spritual  untuk ma'rifatullah (mengenal Allah) Tuhan yang wajib disembah, sebagaimana sejarah Nabi Ibrahim as melakukan perjalanan spritual mengenal Allah swt.  Beliau juga menambahkan salah satu peningkatan kualitas sholat kita adalah sholat dilakukan harus dengan perasaan khusyu'. "Karena sementara ini, sholat kita masih pikirannya ke mana-mana, dan untuk mendapat kekhusyuan sholat adalah dengan dua syarat, yakni mencinta Allah yang menyuruh kita shalat, dan mencintai pekerjaan yang diperintahkanNya." Ujar Ustadz Abah Suryantara saat memberikan tausiyah hikmah Peringatan Isra Mi'raj.

Penampilan Qasidah dari santri Shighor (SD/MII
Sementara itu, Pengasuh Pesantren TEI Multazam KH. Muhammad Jamhuri, mengajak jamaah agar menjaga "Oleh-oleh" Istemewa Isra Mi'raj yang dibawa Rasulullah saw dengan sebaik-baiknya. "Oleh-oleh berupa sholat yang dibawa Rasulullah saw sepulang dari Isra Mi'raj harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Bahkan dipercantik dengan kekhusyuan lahir dan batin serta sunnah-sunnahnya". Ujar Jamhuri.

Pada bagian lain KH. Muhammad Jamhuri juga menilai para orang tua wali santri adalah Orang Tua yang sangat cerdas, karena memasukkan anaknya belajar di pesantren. Sebab jika anaknya disekolahkan di sekolah umum, memang anak akan mendapat pengajajaran ilmu, tapi tidak dididik untuk mengamalkannya. "Di sekolah umum, anak mendapat pengajaran bahwa rukun wudhu itu ada 6, rukun shalat itu ada 13. Akan tetapi setelah pulang sekolah anak dibiarkan mau sholat atau tidak. Akan tetapi anak di pesantren, selain mendapat pengetahuan tentang rukun wudhu dan sholat, tetapi mereka diajarkan bagaimana mengamalkannya selama sehari semalam 24 jam. Bahkan mereka dibangunkan guru dan pengurus untuk melaksanakan shalat subuh.". Tambah Jamhuri.

Acara Isra Miraj juga diisi dengan hiburan berupa hadroh, marawis, drama, tari saman serta nasyid dari para santri semua tingkat pendidikan; MI, MTs dan Aliyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar